Senin, 24 Oktober 2011

Bimbingan

Syeikh Abul Hasan Asy-Asyadzily



Aku  melihat  Rasulullah Saw. dan  bertanya,:  Wahai  Rasulullah, apakah  hakikat  mengikuti  tingkah laku  itu?  Beliau  menjawab: ”Memandang  yang diikuti di sisi segala hal, beserta  segala  hal dan dalam segala hal.” Seorang  Syeikh (yang sebenarnya) adalah orang  yang  menunjukkan dirimu  bagi  keringananmu di dunia dan  akhirat  melalui  Zuhud, bukan orang yang memberi petunjuk melalui kepayahanmu.Orang  yang  sempurna  (kamil) bukanlah orang  yang  telah  gugur ketakutan  dan  kekawatirannya dalam dirinya, tetapi  orang  yang sempurna  adalah orang yang gugur ketakutannya dari selain dirinya.Setiap Syeikh yang tidak menyampaikan faedah-faedah kepadamu dari balik hijab (bathiniyah) maka bukanlah ia sebagai Syeikh.


Ada tujuh perkara yang harus Anda jaga:
  1. Apabila Anda melihat seseorang yang mengaku memiliki  perilaku ruhani yang keluar dari aturan syariat, janganlah Anda dekati.
  2. Apabila Anda melihat seseorang yang tenteram  dengan  jabatan  dan kebesaran, janganlah Anda dekati, dan jangan pula Anda meraih kebahagiaan darinya, selama-lamanya.
  3. Apabila  Anda melihat si faqir (faqir kepada Allah Swt,  pen.) yang kembali pada duniawi, lantas mengeluh lapar, janganlah  Anda dekati dan jangan  pula berpegang pada  kesahabatannya, sebab menyahabatinya akan mengeraskan hati Anda selama 40 pagi.
  4. Apabila Anda melihat orang yang merasa cukup dengan  ilmunya, maka Anda jangan merasa aman dengan kebodohannya.
  5. Apabila Anda melihat seseorang yang rela dengan hasrat nafsunya dan tenteram dengan waktunya, maka perlu Anda ragukan kehidupan agamanya. Dan waspadalah sepenuhnya.
  6. Apabila Anda melihat seseorang yang ingin mendengarkan  nyanyian-nyanyian,  dengan  maksud agar mendapatkan  kesantaian,  maka janganlah Anda berharap akan kebahagiaannya.
  7. Apabila Anda melihat si fakir (sufi) yang tidak mendapatkan kehadiran  Ilahi dalam Sama’ (mendengar secara spiritual), maka ketahuilah sesungguhnya ia terhalang dari  barakah-barakah  Sama’,  karena kekeruhan  hatinya  dan  keacuhan akalnya.
Barang  siapa  berdoa kepada Allah bukan  dengan  pekerti  doanya Rasulullah Saw. berarti ia pelaku bid’ah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

Blog Archive