Senin, 24 Oktober 2011

Dunia Gelap Cahayanya Ilmu (sambungan: Kecintaan Sang Arif Billah)

Dunia Gelap Cahayanya Ilmu (sambungan: Kecintaan Sang Arif Billah)
Syeikh Abdul Qadir Al-JilanySelasa sore, 27 Ramadhan 545 H.di Madrasahnya
Setiap orang yang dalam hatinya ada iman akan mencintai orang yang beriman, dan  setiap orang yang dalam hatinya munafik, ia akan membenci orang yang beriman.
Nabi saw, bersabda:
“Siapa yang menyembah Allah dengan kebodohannya, maka hal-hal yang bisa merusak ibadah lebih banyak dibanding hal-hal yang memperbagusinya.”

Orang bodoh itu ibadahnya tidak meraih apa pun, bahkan ia berada dalam kehancuran total dan kegelapan menyeluruh. Ilmu juga tidak akan berguna kecuali dengan mengamalkannya, dan beramal tidak berguna kecuali dengan keikhlasan. Setiap amal yang tanpa ikhlas, tidak bermanfaat dan tidak diterima . Namun jika anda berilmu namun tidak mengamalkan, ilmu itu akan menjadi argumentasi yang menohokmu. Dalam sabdanya, Nabi saw:
“Orang yang bodoh disiksa sekali, sedangkan orang berilmu disiksa tujuh kali.”

Orang bodoh disiksa, karena ia tidak mau belajar, dan orang berilomu disiksa karena ia tidak mau mengamalkan ilmunya. Belajarlah dan amalkanlah dan ajarkanlah. Semua itu akan berpadu selyuruh kebajikan bagimu.
Bila anda mendengarkan ilmu pengetahuan, dan anda mengamalkan, lalu anda mengajar, anda mendapat dua pahala: Pahala ilmu dan pahala belajar.
Dunia ini gelap. Cahayanya adalah ilmu. Siapa yang tidak berilmu ia akan tersesat di kegelapan, dan kehancurannya lebih banyak disbanding kebaikannya.
Wahai orang yang mengakui punya ilmu pengetahuan, janganlah anda meraihnya dari nafsumu, dari watakmu dan dari syetanmu, jangan pula mengambil dari kemampuan wujudmu, jangan mengambil dari kemampuan pamermu dan kemunafikanmu, karena zuhudmu hanya lahiriyah, batinmu ambisius. Jelas ini zuhud batil.
Anda menyiksa diri dan memperdayai Allah Azza wa-Jalla, sedangkan Dia Maha Tahu apa yang tersembunyi, apa yang tampak, apa yang ada di hatimu. Karena bagiNya tak ada yang tersembunyi maupun terang-terangan, tak ada tirai. Katakan: Sungguh celaka! Sungguh hina, sungguh malu!Bagaimana tidak? Allah Azza wa-Jalla melihat pafdaku siang dan malam, bagaimana aku tidak malu dengan pandanganNya.
Bertobatlah dari penyimpanganmu padaNya dan mendekatlah padaNya, dengan menjalankan fardhu dan menjauhi laranganNya. Tinggalkan dosa lahir dan dosa batin. Lakukan kebaikan yang jelas. Dengan begitu anda sampai di pintuNya, mendekatiNya, dan Dioa mencintaiNya dan membuat makhluk mencintaimu. Semula mencintaimu, kemudian memindahkan cinta itu pada makhluknya hingga mereka mencintaimu.
Bila Allah dan malaikatNya mencintaimu, para makhluk akan mencintaimu, kecuali orang kafir dan orang munafik. Karena mereka tidak berselaras dengan Allah Azza wa-Jalla dalam cintamu.
Setiap orang yang dalam hatinya ada iman akan mencintai orang yang beriman, dan  setiap orang yang dalam hatinya munafik, ia akan membenci orang yang beriman. Karena itu tidak usah dipikir dengan kebencian orang kafir padamu, kebgencian orang munafik dan syetan-syetan. Iblis-iblis munafik dan kafir adalah syetan-syetan bersosok manusia.
Manusia beriman yang yaqin kepada Allah Azza wa-Jalla yang arif kepada Allah, senantiasa hatinya dan rahasia batinnya menyendiri bersama Allah swt, hingga pada tahap dimana manfaat dan derita tidak mempengaruhinya, karena ia berada dalam tarikan Allah Azza wa-Jalla, karena tidak ada daya dan kekuatan yang tersisa dalam dirinya.
Bila bisa benar demikian, kebaikan datang dari segala penjuru. Janganlah anda mendatangi kaum yang hanya mengaku-aku, berkhalwat dan berangan-angan. Karena mereka ini tidak bisa jadi pedoman.
Anda pun tidak bisa bisa jadi pegangan sepanjang anda belum merasa putus dari rasa sebab akibat dunia, hingga anda bosan dan putyus dari langkah ke pintu-pintu manusia. Bahkan tak bisa jadi pegangan sampai anda memalingkan hati anda, akal anda dan wajah anda dari manusia, menuju sang Khaliq, hingga lahiriyahmu berada di tengah makhluk dan wajah pandangan hatimu kepada Sang Khaliq Azza wa-Jalla. Lahir dan sososkmu pada makhluk, tetapi batin dan hakikatmu kepada Sang Khaliq Azza wa-Jalla. Saat itulah hatimu seperti hati para malaikat dan para Nabi, karena hatimu makan dari makanan mereka, minum dari minuman mereka. Inilah masalah yang berkaitan dengan hati dan rahasia hati serta makna-makna hakiki, bukan pada formalitas rupa.
Ya Allah, bagusi hati kami, pakaikan kebagusan itu pada rahasia batin kami, dan  jernihkan akal kami, antara kami dan DiriMu dibalik akal-akal para makhluk dan akal kami.

Wahai orang-orang yahdir dan wahai mereka yang tidak hadir di sini. Kalian semua melihat hari kiamat sangat heran. Aku menganalisa  orang munafik, bagaimana dengan orang-orang yang beriman.

Ya Allah tolonglah aku dari semuanya, dan cukupkan padaku dari selain diriMu. Cukupkanlah para pengajar dari problema anak dan rumah-rumah mereka. Jadikan rumah-rumahnya adalah rumah pendidikan. Ya Allah, Engkau Tahu kalimat-kalimat ini mengalahkan diriku, upahku sudah tuntas, dan kudapatkan dariMu upah anak-anak, pengikut dan Jalan-jalan menujuMu, dan aku mohon padaMu agar semuanya mudah dengan kebaikan hatiku dan kejernihan batinku.

Wahai kaumku….Kalian semua menyangka kalau aku punya kepentingan darimu, dank au melihat kalian, tidak sama sekali dan tak sedikit pun ada kemuliaan. Aku hanya mengambil dari Allah Azza wa-Jalla, bukan dari kalian, bahkan yang kuambil mengalir pada kalian, hanya karena aku bersamamu sepanjang kau mengenalmu. Bila aku keluar dari kalian, aku mengenalkan padamu bahwa akulah penyangkal kaum munafiq, dan pengkritisi kaum arifin. Aku tidak memukul kaum munafiq kecuali dengan menenggelamkannya, bukan dengan senjata yang digantungkan. Aku makan setelah kalian semua kenyang, dan aku menddapatkannya bukan dari diri kalian. Aku ada kelompok setelah kalian keluar dar sahabat-sahabatku, aku pemukanya dan aku melayaninya. Lihatlah wahai orang yang punya matahati. Saya selalu menyingsingkan lengan baju dan mengetatkan ikat pinggang.
Ada yang bertanya, lalu utusan Allah Azza wa-Jalla, Jibril Alaihissalam berkata kepada para Nabi, dan dari rasulNya disampaikan kepada para waliNya, lalu berkata: Dia adalah RasulNya kepada mereka tanpa perantara melalui rahmat dan kasih sayangNya, anugerah, ilham dan pandanganNya pada hati mereka serta rahasia mereka. Dia menganugerahi kasih sayang atas mereka, mereka melihatnya, baik dalam kondisi jaga maupun tidur dengan mata hati mereka, dengan kebeningan rahasia batin mereka dan langgengnya keterjagaan batin mereka.
Wahai kaumku,  bahwa kalian terputus dari ma’rifatullah dan tidak bisa mengenal wali-waliNya semata karena cinta dan ambisi kalian pada dunia, cinta berlomba-lomba dunia. Ingatlah kalian pada akhirat, tinggalkan dunia dan sifat-sifat duniawi kalian dengan kedermawanan yang baik . Ya Tuhan, kami hanyalah hambaMu yang kecil, berikanlah kami sepercik kebajikan dan kedermawanan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

Blog Archive